Sabtu, 11 Juni 2016

Pencegahan Varises Pada Ibu Hamil

Cara Mengatasi Varises pada Ibu Hamil












Varises adalah terjadinya pembuluh darah bengkak dan membesar yang biasanya berwarna biru. Varises terjadi karena adanya pembuluh darah balik (vena) yang mengakibatkan penurunan pada dinding vena. Varises dapat terjadi di kaki (terutama di belakang lutut), pada keadaan wasir atau diarea kewanitaan anda. Varises yang terjadi pada kehamilan karena hormon progesteron kehamilan. Pertumbuhan bayi anda memberikan tekanan pada pembuluh darah di panggul dan pada pembuluh darah besar. Vena memiliki katup yang menghentikan darah yang kembali ke jantung dari mengalir mundur. Ketika katup ini tidak bekerja dengan baik pembuluh darah menjadi sesak dan mengakibatkan darah bertambahan. Dinding pembuluh darah mulai meregang dan membengkak vena, membuatnya terlihat di bawah kulit Anda.
Meskipun varises tidak akan menggangu perkembangan janini anda akan tetapi kondisi yang semakin buruk dari varises mungkin terjadi dikarenakan  kelebihan berat badan ketika anda hamil, keadaan berat badan janin anda, atau kehamilan bayi kembar. Varises yang terdapat pada area kewanitaan akan menghambat persalinan, pada kondisi yang parah akan mengakibatkan persalinan caesar. Resiko varises akan semakin besar pada anda yang mengalami kehamilan pada usia 40 tahun keatas  sebab terjadi penebalan dinding pembuluh darah yang menghambat aliran vena sehingga memudahkan varises muncul.

Berikut adalah cara mengatasi varises pada ibu hamil :

1.   Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan tertentu selama kehamilan dapat membantu untuk meringankan ketidaknyamanan varises yang ada dan dapat mencegah varises semakin buruk. Mengkonumsi Jus buah, terutama  blackberry, blueberry  dapat membantu mencegah varises. Buah ini mengandung pigmen yang dapat memperkuat dinding pembuluh darah. Konsumsi vitamin E akan menurunkan resiko varises yang semakin parah, begitu juga dengan bawang putih yang dapat menghambat munculnya varises. Menghindari makanan olahan yang dapat memperburuk keadaan.
2.   Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
Minum terlalu banyak teh, kopi dan cola dapat membuat varises lebih menyakitkan dan menyebabkan sembelit bagi anda yang sedang hamil.Cobalah untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari. Bagi anda yang membutuhkan suplemen tambahan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu.
3.   Latihan selama kehamilan akan mengurangi varises
Olahraga teratur akan mengurangi penumpukan lemak, sekaligus menjaga sirkulasi yang baik dan pembuluh darah Anda. Cobalah berjalan, berenang atau  kelas olahraga kehamilan ringan. Hindari latihan aerobik yang berlebihan, seperti bersepeda dan jogging, meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di kaki Anda, dan dapat membuat masalah lebih buruk.
4.   Hindari menggunakan sepatu hak tinggi pada masa kehamilan
Pada masa kehamilan anda hindari menggunakan sepatu hak tinggi  karena akan menghambat pembuluh darah di area kaki. Bagi anda yang ingin menggunakan sepatu hak tinggi pada kegiatan tertentu di usahakan hak pada sepatu anda tidak lebih dari 5 cm. Hindari pula duduk atau jongkok untuk waktu yang lama, dan mencoba untuk tidak duduk dengan kaki disilangkan.
5.   Hindari memijat di atas varises anda
Jangan memijat langsung di atas varises Anda, pijat kuat mungkin menyakitkan, atau membuat pembuluh darah semakin buruk. Anda dapat menggunakan air dingin untuk merengangkan otot otot tanpa melakukan pemijatan atau coba mengompres kain yang direndam dalam cuka sari apel untuk kaki Anda, dua kali sehari. Bagi anda yang mengalami varises semakin parah sebaiknya berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Minum Jamu Saat Hamil, Bolehkah ?

Minum Jamu Saat Hamil, Bolehkah ?


      Minum jamu di saat hamil tidak menjadi masalah, karena bahan-bahan yang terdapat dalam jamu tidak berbahaya yang memang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahkan, hal tersebut dibenarkan oleh dr. Hasnah Siregar, Sp.OG, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, yang menyatakan baiknya meminum jamu di saat hamil maupun setelah melahirkan, walaupun ilmu kedokteran belum pernah meneliti tentang kandungan dari bahan-bahan jamu tersebut. Namun dalam pemakaiannya harus tetap berada di bawah pengawasan dokter kandungan.
      Beberapa wanita hamil memang masih ada yang meminun jamu di saat kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil lainnya yang tidak berani meminumnya karena kerap takut dengan efek samping yang akan terjadi nanti. Menurut kepala Balitbangkes Depkes, Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi MPH, PhD, sebelum meyakini pentingnya jamu, ada baiknya mengetahui apa yang disebut jamu. Umar menyatakan, bahwa jamu merupakan alternatif obat alamiah yang berfungsi untuk menjaga kondisi kesehatan, "Bukan mencegah dan mengobati kemungkinan seseorang terkena penyakit karena yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah obat-obatan."
      Bahan-bahan jamu terdiri dari ramuan alam, terutama tumbuh-tumbuhan, baik dari kunyit, jahe, dan dedaunan, bahkan kini telah tersedia dalam berbagai paket. Entah itu jamu perawatan kehamilan, bersalin, masa nifas, dan menyusui. Terdapat dalam beberapa macam bentuk seperti, serbuk, tablet, dan kapsul. Dan ada pula yang diseduh dengan air, diminum biasa atau ditempelkan/dibalurkan ke kulit.
       Biasanya meminum jamu merupakan kebiasaan atau tradisi turun temurun yang diwariskan dari nenek moyang. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, Prof.Dr. Sudarto Pringgoutomo yang menyatakan bahwa dengan minum jamu akan merasakan khasiatnya, terbukti sampai saat ini masih terus berjalan. Namun dalam dunia kedokteran hal tersebut memang perlu diteliti lebih lanjut terutama dalam pengemasannya, apakah higienis atau tidak.
      Disarankan terutama bagi wanita hamil yang masih suka mengkonsumsi jamu agar sebaiknya membuat jamu buatan sendiri yang segar dan tidak dalam bentuk kemasan, sehingga lebih fresh dan juga terjamin kehigienisannya. Sesuaikan dosis pemakaiannya, disertai pemeriksaan antenatal care pada ginekolognya. Perhatikan juga keamanan dari jamu yang telah dikonsumsi, bila terjadi mual, keringat dingin atau kulit merah, bahkan diare berarti keseimbangan tubuhnya terganggu di saluran cerna. Dan bila sudah terjadi hal yang tidak normal, segera hentikan pemakaian.
      Harap diingat, bahwa ibu hamil tidak diperbolehkan sembarangan mengkonsumsi jamu. Jamu yang boleh diminum adalah jamu yang tidak menggunakan obat sintetik. Dan perhatikan pula kondisi tubuh, bila mempunyai sakit maag maka tidak akan kuat dengan zat-zat pada jamu tersebut.
      Dalam mengkonsumsi jamu harus berhati-hati, terutama bila ada riwayat keguguran, pernah melahirkan anak cacat, prematur, dan sebagainya. Pada trimester pertama yang merupakan masa sangat rentan bagi kehamilan karena pada tersebut janin sedang membentuk organ-organ vital seperti mata, hidung, telinga, pertumbuhan otak, dan lainnya. Kemungkinan pada trimester kedua bisa lebih longgar karena pembentukkan organ-organ janin sudah sempurna, tinggal mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhannya, tapi meskipun demikian harus tetap berhati-hati. Karena terkadang ada jamu yang pedas sehingga membuat perut menjadi mulas. Dikhawatirkan akan mengakibatkan kelahiran prematur.
Berikut beberapa bahan aneka jamu yang dapat dijadikan perawatan kehamilan dan persalinan :
  1. Jamu untuk masa kehamilan 1-3 bulan
  2. Bahan yang dibutuhkan antara lain, temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi, bawang putih, kemukus, dan lempuyang secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut dengan diberi air secukupnya. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit garam. Minumlah jamu ini sehari satu atau dua kali.
  3. Jamu untuk masa kehamilan 3-6 bulan
  4. Terdiri dari bahan-bahan seperti, daun jambu biji yang masih muda, daun jambu tersana (jambu warna merah dan padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran, sembukan, temu hitam, lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan gula merah atau gula batu agar rasanya enak.
  5. Jamu untuk masa kehamilan 7-8 bulan
  6. Bahan-bahannya seperti, kayu manis sebesar jari, kayu secang seperempat koin lalu dikerik. Rendam dengan menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga jam. Minum jamu tersebut pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan Sabtu, minu jamu yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi) lempuyang. Tumbuk semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam dan jeruk nipis.
  7. Jamu untuk kehamilan 9 bulan
  8. Untuk bahannya menggunakan ketumbar sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten hitam, mesoyi, kulit udang yang dibakar sedikit, dan kulit ikan mimi dan mentuna. Kemudian campurkan semua dan digerus. Tambahkan sedikit garam dan air secukupnya. Setelah itu, saring dan minum airnya. Jamu ini diminum satu kali seminggu.
  9. Jamu sesudah persalinan
  10. Bahan yang digunakan adalah laos, bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan diberi air secukupnya. Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti, ketumbar, cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit, pala, temu giling, temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan air hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu dengan bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet, jinten hitam, kedaung, kembang pala, dan kayu jangjang.
      Dianjurkan bagi ibu yang setelah melahirkan untuk meminum jamu agar melancarkan keluarnya ASI yang terbuat dari bahan daun katuk. Selain itu berhati-hati dalam memilih jamu, dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.

Posisi Tidur Yang Baik Selama Hamil


Posisi Tidur yang Baik Selama Hamil

posisi tidur selama hamilPada kehamilan trimester awal ibu hamil bisa tidur dengan posisi apapun yang dapat memberikan rasa nyaman untuk dirinya, karena perutnya belum membesar. Ibu hamil biasanya mulai cemas ketika memasuki trimester ke dua. Namun sebenarnya ibu hamil tidak perlu khawatir.
Kenapa? Karena sesungguhnya tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga dapat memberikan perlindungan. selain itu, bagi janin dalam kandungan ibu hamil tidak pernah merasa tak nyaman karena keberadaannya mengapung dalam cairan ketuban dan mempunyai ruang sendiri untuk bergerak bebas. Walaupun begitu ibu hamil juga harus hati-hati dalam memilih posisi tidur, seperti tips berikut ini :

Tidur Dengan Posisi Tengkurap

Posisi ini sebenarnya cukup aman untuk ibu hamil. Tapi biasanya pasca kehamilan trimester pertama, karena adanya pembesaran payudara dan juga rangsang payudara yang lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap. Dan pada saat di mana perut anda sudah mulai membesar (awal 14 minggu) tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak nyaman karena anda harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar.

Tidur Dengan Posisi Terlentang

Posisi ini di anjurkan setelah kehamilan 16 minggu ibu hamil untuk tidak tidur terlentang, karena dengan tidur posisi terlentang Anda akan meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur posisi terlentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir,dan gangguan pencernaan, dan mengganggu pernapasan dan sirkulasi. Posisi tidur terlentang pada trimester kedua dan ketiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita, dapat menyebabkan penurunan darah yang membuat mereka merasa pusing, untuk yang lain malah meningkatkan tekanan darah. Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi, tidur pada posisi terlentang sangat tidak dianjurkan.

Tidur Dengan Posisi Miring

Lalu posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik? Sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil. Tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan   16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sebelah kiri, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke  plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior ) dibagian belakang sebelah kanan svina yang mengembalikan aliran darah ke tubuh bagian bawah ke jantung. yang juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan.
Tidur posisi ke kanan juga baik. Anda dapat mengganti posisi ke kanan dan ke kiri untuk membuat anda tidur lebih nyaman.
Jika anda terbangun di malam hari dan menemukan ternyata anda tidur terlentang, Anda jangan kwawatir karena anda tidak melakukan sesuatu yang mencelakai bayi anda. Kembali saja pada posisi miring. Lagi pula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah membesar, disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi yang menendang perut, rasa asam lambung   yang meningkat yang akan menyebabkan ibu hamil akan terbangun beberapa kali di malam hari, karena ibu hamil sudah pasti akan berubah posisi tidur beberapa kali dan otomatis tidak   seterusnya tidur dengan posisi terlentang.
Tips: Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman letakan bantal diantara dengkul anda dan satu di punggung anda. Atau anda dapat membeli khusus bantal ibu hamil.

Tanda-Tanda Akan Melahirkan


Tanda-Tanda Akan Melahirkan

Tanda-tanda melahirkan Melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, maka banyak bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda prematur atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tubuh anda memproduksi progesteron yang bertujuan melunakkan jaringan di sekitar cervix (leher rahim menghubungkan uterus dan vagina) dan pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan. Melahirkan di mulai saat kontraksi rahim mulai meregangkan jaringan di sekirar cervix.

Tanda-tanda akah melahirkan di awali dengan gejala:

Terasa nyeri di selangkangan

Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.

Sakit pada panggul dan tulang belakang.

Anda akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.

Keluarnya Lendir Kental Bercampur Darah

Selama kehamilan bayi anda tersumbat dalam rahim oleh mucus (gumpalan lendir yang lengket pada leher rahim). Saat persalinan dimulai dan cervix mulai membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan, membran yang mengelilingi bayi anda dan cairan amniotik agak memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda ini merupakan tanda anda segera akan menjalani proses persalinan.

Kontraksi

Adalah tidak biasa bisa suatu persalinan diawali dengan kontraksi yang kuat. Mulanya, kontraksi tersasa seperti sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut. Beberapa menggambarkannya mirip dengan mulas saat haid. Saat mulas bergerak kebagian perut dengan tangan dapat anda rasakan bagian perut tersebut mengeras. Kejangnya mirip kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu), namur terasa teratur, semakin seiring dengan kemajuan proses persalinan. Rahim tersusun oleh otot-otot longitudinal involuntary, yaitu otot-otot yang tak dapat anda kontrol sesuka hati. Selama proses melahirkan, otot-otot tersebut semakin menebal dan memendek seiring dengan setiap kontraksi, dan saat itu juga otot-otot itu berangsur-angsur berhenti menipis, atau menghapus cervix. Proses ini berlanjut hingga pembukaan cervix menjadi penuh, ukuran lebarnya antara 8-10 cm. Dewasa ini besarnya bukaan tidak lagi diukur dengan jari. Lima jari berarti bukaan penuh.
Tahap awal dilatasi dari 1-4 cm berlangsung paling lama. Kontraksi perlahan dan muncul setiap 15-20 menit, lalu berangsur menguat dan semakin sering sehingga menjadi setiap tiga hingga lima menit, yang membuat anda merasa tak nyaman. Bila air ketuban anda belum pecah, lebih baik mendatangi rumah sakit begitu kontraksi terasa setiap 10 menit. Begitu dilatasi servix mencapai 4 hingga 5 cm, kontraksi akan terasa semakin cepat hingga seperti muncul bergelombang. Untuk mengatasinya ambillah nafas pendek-pendek namun cepat, dan waktu untuk menarik nafas diantaranya akan terasa sangat singkat. Bisa dikatakan inilah masa terberat melahirkan, yang bisa membuat anda ingin memperoleh obat penghilang nyeri.

Pecahnya Air Ketuban

Pada beberapa kasus, membran masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan. Kemudian, desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi anda pada mulut cervix menyebabkan pecahnya air ketuban.
Saat air ketuban mulai bocor, anda akan merasakan semburan air atau hanya rembesan, namun persitiwa sebenarnya pecahnya air ketuban tidak terasa, karena membran tidak memiliki syaraf. Tugasnya adalah menampung dua liter air amniotik steril, yang saat keluar sekaligus juga membersihkan jalur persalinan. Seiring dengan pecahnya membran, proses melahirkan akan berlangsung cepat. Kepala bayi akan berusaha keras menekan cervix, untuk membukanya dan merangsang pelepasalan prostaglanding untuk memacu kontraksi.

Ciri-Ciri Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)


Mengetahui Ciri-Ciri Hamil Anggur dan Apa Penyebabnya ?


Mengetahui Ciri-Ciri Hamil Anggur dan Apa Penyebabnya
Ciri-ciri hamil anggur secara umum mungkin cukup sulit dideteksi dari luar dan harus melalui pemeriksaan yang lebih intensif. Akan tetapi, ternyata pertanda atau ciri ini sebenarnya bisa dirasakan oleh wanita yang mengalaminya meskipun terkadang sebagian besar orang tidak menganggap hal tersebut sebagai gejala hamil anggur. Tak bisa dipungkiri bahwa hamil anggur ini adalah suatu hal yang sangat tidak diinginkan terjadi oleh para wanita. Hal ini dikarenakan karena kehamilan yang satu ini merupakan sebuah tumor jinak yang bisa terbentuk karena terjadinya kegagalan pembuahan sehingga akan menggumpal dan akhirnya terbentuk seperti butiran buah anggur. Fenomena yang juga disebut dengan nama mola hidatidosa ini jika tak kunjung terdeteksi dan diobati, maka bisa jadi akan berkembang menjadi tumor yang sangat berbahaya. Maka dari itu, mengetahui ciri-ciri hamil anggur adalah suatu hal yang sangat penting bagi para wanita supaya bisa mengatasi atau mengobati gangguan ini sejak dini sebelum tumornya semakin tumbuh dan berkembang.

Berbagai Macam dan Ciri-Ciri Hamil Anggur yang Harus Diwaspadai

Gejala atau ciri saat seorang wanita mengalami hamil anggur ini secara umum hampir sama dengan gejala yang dialami oleh orang hamil normal. Beberapa pertanda yang ditunjukan oleh wanita yang mengalami hamil anggur ini diantaranya, morning sickness, terlambat haid, dan ketika dilakukan tes kehamilan menggunakan alat tes pack hasilnya pun akan positif. Akan tetapi, yang membuat wanita hamil anggur ini terganggu adalah gejala yang dialami nantinya akan terasa lebih berat ketimbang wanita yang hamil secara normal. Bukan hanya itu saja, tetapi jika fenomena tersebut semakin berkembang, ciri-ciri hamil anggur lainnya adalah Anda tidak akan sama sekali merasakan gerakan janinnya. Bahkan Anda akan sering mengalami perdarahan dan juga gelembung-gelembng cairan yang jika dilihat mirip dengan buah anggur.
So, sebelum Anda mengetahui apa saja ciri-ciri hamil anggur, sebaiknya Anda ketahui juga dua jenis mola hidatidosa atau hamil anggur ini. Secara umum, fenomena ini terbagi menjadi dua jenis yaitu complete mole dan juga partiel mole. Untuk lebih jelasnya perhatikan ulasan singkatnya berikut ini.
  1. Complete Mole
Jenis hamil anggur bernama complete mole ini adalah jenis kehamilan yang secara keseluruhannya palsu. Maksudnya begini, jenis kehamilan palsu yang satu ini secara fiik memang terlihat ‘seperti’ orang hamil akan tetapi saat dideteksi kehamilan tersebut adalah sejenis tumor jinak yang bersarang pada tubuh sang wanita. Maka dari itu, kiranya cukup penting untuk selalu memantau dan memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan.
  1. Partial Mole
Jenis yang kedua bernama partiel mole. Jenis kehamilan anggur yang satu ini cukup berbeda dengan complete mole. Ciri-ciri hamil anggur jenis ini menunjukan gejala atau ciri yang sama dengan orang hamil secara normal. Jenis kehamilan yang satu ini pada awalnya memang sang ibu hamil secara normal dan di dalam tubuhnya benar-benar ada janin. Akan tetapi semakin lama perkembangan janin yang ada di dalam kandungannya berlangung abnormal sehingga yang terjadi janin menjadi kurang lengkap atau menjadi cacat. Fenomena ini tentu saja sangat ditakuti oleh semua wanita dan semua orang tua.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa pada awalnya wanita yang mengalami fenomena hamil anggur ini memang mengalami gejala atau tanda-tanda yang sama dengan orang hamil pada umumnya. Bahkan ketika dites menggunakan test pack pun hasilnya akan positif. Gejala lain yang akan dirasakan oleh penderita fenomena gangguan ini adalah rahim akan menjadi lebih besar ketimbang usia kehamilannya. Hal ini dikarenakan hamil anggur bisa berkembang lebih cepat ketimbang orang hamil secara normal. Jadi tentu saja besarnya ukuran perut tidak akan terlihat normal. Pada trimester kehamilan pertama, biasanya Anda yang mengalami hamil anggur juga akan sering mengalami perdarahan.

Ciri-ciri hamil anggur yang lainnya adalah morning sickness dengan rasa mual dan sering muntah-muntah di pagi hari atau sepanjang hari. Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda segera periksakan diri Anda ke dokter karena biasanya tekanan darah pun akan meningkat. Bukan hanya tekanan darah saja yang akan semakin meningkat, akan tetapi kadar tiroid yag ada di dalam darah pun juga akan ikut meningkat sehingga Anda akan mengalami gangguan-gangguan lain. Gejala lain adalah yang disebut dengan mola face atau wajah yang terlihat sangat pucat dan warnanya terlihat kekuning-kuningan.

Penyebab Hamil Anggur dan Wanita yang Berisiko

Hamil anggur atau mola hidatidosa ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Bahkan beberapa kasus penyebabnya tidak jelas dan tidak bisa dipastikan secara medis. Nah, setelah Anda mengetahui apa saja ciri-ciri hamil anggur yang harus Anda ketahui dan Anda waspadai, Anda juga harus mengetahui apa saja penyebab fenomena gangguan kehamilan ini supaya Anda bisa jauh lebih waspada dan peduli akan kesehatan. Beberapa penyebab hamil anggur diantaranya adalah:
  1. Penyebab paling umum biasanya adalah karena Anda kekurangan beberapa nutrisi yang penting untuk tubuh, seperti protein, karoten, dan juga asam folat.
  2. Penyebab lainnya adalah karena kondisi ovum sudah patologis dan mati. Akan tetapi sudah terlambat untuk dikeluarkan.
  3. Terjadi imunoselektif dari trofoblas.
  4. Faktor lain yang bisa menyebabkan hamil anggur ini adalah terjadinya infeksi virus.
Nah, ternyata ada beberapa kategori wanita yang cukup berisiko untuk mengalami fenomena hamil anggur ini. Maka dari itu Anda para wanita harus lebih wasapada dan harus lebih berhati-hati dengan beberapa penyebab hamil anggur yang baru saja dijelaskan. Kategori pertama yang berisiko untuk mengalami mola hidatidosa ini adalah wanita hamil yang usianya masih di bawah 20 tahun atau sudah lebih dari 34 tahun. Maka dari itu, mungkin hindari hamil di usia terlalu muda. Selain itu jika Anda sudah pernah lebih dari 3 kali hamil, Anda juga bisa berisiko mengalami hamil anggur. Dan kategori wanita yang terakhir adalah bagi Anda yang sebelumnya pernah mengalami hamil anggur juga. Oleh karena itu, jika Anda pernah mengalami gangguan kehamilan ini lebih baik Anda tunggu sampai benar-benar sembuh supaya Anda tidak lagi merasakan ciri-ciri hamil anggur ini.




Pengertian Manajemen Kebidanan

Pengertian Manajemen Kebidanan Menurut Ahli 

 

Pengertian Manajemen Kebidanan
1. Pengertian 
Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney,2004). 
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara sistematis, proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai berikut : 
1 Langkah I : Pengumpulan Data Dasar 
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkanasuhan kebidanan pada pasien dan merupakan kebidanan pada pasien danmerupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data-data. 
1) Data Subyektif 
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagaisuatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapatditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatuinteraksiatau komunikasi. 
a) Identitas klien 
(1) Nama 
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. Untuk membedakan klien, mengetahui dan mengenal pasien. 
(2) Umur 
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu. 
(3) Agama 
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdo’a. Untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya. 
(4) Suku / Bangsa 
Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari. Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien. 
(5) Pendidikan 
Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya pentingdalam memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada kliensesuai dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat pendidikan pasien. 
(6) Pekerjaan 
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh Pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan atau untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi. 
(7) Alamat 
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. Untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan keadaan lingkungan sekitarnya. 
b) Keluhan utama 
Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien mengeluh lemah, pucat, berkeringat dingin, dan menggigil. 
c) Riwayat menstruasi 
Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama, lama haid, banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhea atau tidak, haid yang terakhir. 
d) Riwayat perkawinan 
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, syah atau tidak, sudah berapa kali menikah, berapa jumlah anaknya. 
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu 
(1) Riwayat kehamilan 
Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah, hipertensi, perdarahan waktu hamil muda.
 
(2) Riwayat persalinan 
Untuk mengetahui lahir aterm, preterm, posterm, ada perdarahan waktu persalinan, proses lahir plasenta spontan atau buatan, di tolong siapa, dimana tempat persalinan.
(3) Riwayat Nifas 
Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perineum. Riwayat nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan lahir karena apabila ibu sudah pernah mengalami masa nifas dengan laserasi maka ibu tidak merasa kaget dengan rasa nyeri pada luka jahitan perineum. 
(4) Riwayat Anak 
Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati,berat badan waktu lahir. 
(5) Riwayat keluarga berencana 
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB atau tidak, jika pernah berapa lamanya, berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang digunakan. 
f) Riwayat penyakit 
(1) Riwayat penyakit yang lalu 
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas. 
(2) Riwayat penyakit sekarang 
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. 
(3) Riwayat penyakit keluarga 
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya. 
g) Psikososial 
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu. 
h) Riwayat sosial 
  1. Dukungan keluarga Bagaimana dukungan ibu atau keluarga terhadap ibu. 
  2. Pantangan makanan Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya pola makan. 
i) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil 
(1) Nutrisi 
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25 %, karena berguna untuk proses kesembuhan karena setelah melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. 
Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan biasa. Makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau berwarna. Disampingitu makanan harus mengandung sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur dan pelindung adalah mineral, vitamin dan air. 
(2) Pola Istirahat 
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan diri sendiri. 
(3) Eliminasi 
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus dilakukan spontan dalam 6 jam post partum. 
(4) Personal Hygiene 
Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis BAK atau BAB dan ganti pembalut setiap 3-4 kali sehari. 
2) Data Obyektif 
a) Pemeriksaan fisik 
Dilakukan dengan cara memeriksa keadaan umum ibu (Manuaba, 2007). Meliputi : 
(1) Keadaan umum 
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau buruk. Keadaan umum pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah sedang. 
(2) Kesadaran 
Untuk mengetahi tingkat kesadaran ibu apakah compos menthis, somnolen atau koma. Tingkat kesadaran pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah compos mentis. 
(3) Tekanan darah 
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di nilai hipertensi dengan satuan mmHg. Batas normalnya tensi untuk ibu nifas normal adalah 90/60 – 130/90mmHg. Pada kasus tekanan darah 110/70mmHg. 
(4) Suhu 
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,20 C, sesudah partus dapat naik 0,50 C dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 380 C. Normalnya 36,60 C – 37,60 C. Pada kasus suhu ibu 360 C . 
(5) Nadi 
Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung dalam 1 menit, sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit adalah 60-100 x/menit. Pada kasus nadi ibu 80 x/menit. 
(6) Respirasi 
Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1 menit. Sedangkan normalnya pernafasan dalam 1 menit adalah 16- 20x/menit. Pada kasus respirasi 22x/menit. 
(7) Berat badan 
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil, penambahan badan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg. 
(8) Tinggi badan 
Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak.
(9) Lila 
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak. 
b) Pemeriksaan Fisik 
(1) Inspeksi 
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2004). 
(a) Kepala, meliputi : 
1. Rambut 
Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi dan karakteristik lainnya. 
2. Muka 
Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan atau oedema. 
3. Mata 
Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak. 
4. Hidung 
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak . 
5. Telinga 
Untuk mengetahui bagaimana keadaan dau telinga, liang telinga dan timpani serta ketajaman pendengaran. 
6. Mulut dan gigi
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada caries dan ada karang gigi atau tidak. 
(b) Leher 
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah bening. 
(c) Dada dan Axilla 
  1. Mammae Simetris atau tidak, konstitensi, ada pembengkakan atau tidak, putting menonjol atau tidak, lecet atau tidak . 
  2. Axilla Adakah benjolan atau tidak, adakah nyeri saat ditekan 
(d) Genetalia dan perineum 
Pengeluaran lochea (jenis, warna, jumlah, bau), oedema, peradangan, keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan dan kebersihan perineum. 
(e) Anus 
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak. 
(f) Eksteremitas
Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices dan reflekpatella. 
(2) Palpasi 
Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari. 
  • Leher Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah bening. 
  • Dada Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, nyeri tekan ada atau tidak, ada kelainan bentuk atau tidak, bengkak ada atau tidak, terdapat nyeri tekan. 
  • Perut Untuk mengetahui adanya sub involusio, kontraksi uterus keras. 
(3) Perkusi 
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kanan atau kiri pada daerah permukaan tubuh.
Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan postpartum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan perkusi digunakan untuk mengetahui reflek patella. 
(4) Auskultasi 
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan postpartum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan auskultasi digunakan untuk mendengarkan denyut jantung pasien dan tekanan darah. 
c) Pemeriksaan penunjang 
Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan laboratorium dan rontgen (Wiknjosastro, 2005). 
2 Langkah II : Interpretasi Data Masalah dan kebutuhan. 
Data dasar yang sudah dikumpulkan diintpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup diagnosa (Varney, 2004). 
1) Diagnosa kebidanan 
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa yang dapat ditegakkan pada ibu nifas post partum adalah “Ny. X P...A...Ah... X tahun postpartum hari ke 7 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta”. Data Dasar : Subjektif Ibu mengeluh lemah, pucat dan berkeringat dingin, Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya. 
Objektif 
  • KU ibu sedang 
  • TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 360 C, R : 22x/menit. 
  • Sisa plasenta belum lahir. 
  • Terdapat perdarahan pervaginam setelah bayi lahir + 500 cc
  • Kontraksi uterus lemah 
2) Masalah 
Masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil dari pengkajian. Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah kecemasan terhadap keadaan yang dialami ibu karena perdarahan. 
3) Kebutuhan 
Adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data. Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta menurut Varney (2004) adalah :
  • Informasi tentang keadaan ibu. 
  • Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan. 
  • Dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan. 
  • Pemenuhan kebutuhan cairan. 
  • Penghentian perdarahan. 
3 Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 
Dari interpretasi data diatas dapat diperoleh diagnosa “ Ny.X P...A...Ah... X tahun postpartum hari ke 7 dengan perdarahan postpartum sekunder (retensio sisa plasenta) disertai rasa cemas. Dari interpretasi dapat diperoleh data potensial : a. Ibu nifas dengan potensial terjadi perdarahan lanjut. b. Ibu nifas dengan potensial terjadi infeksi. 
4 Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera 
Untuk mengantisipasi terjadinya syok akibat perdarahan telah dipasang infus NaCl 0.9 % 20 tetes per menit untuk mencegah terjadinya syok pada pasien, sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya infeksi sehubungan dengan perdarahan yang merupakan gejala metritis maka pasien diberikan antibiotik Ampisillin 1 gr sebelum dilakukan tindakan kuretase dan terapi antibiotik per oral metronidazol 1 gr 3 x 1, dan semua tindakan berdasarkan atas kolaborasi dengan dokter OBSGYN. 
5 Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh 
Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan bidan menyusun rencana penanganannya. Penanganan yang dilakukan mencakup tujuan dan langkahlangkah yang akan dilakukan bidan untuk memecahkan masalah seperti dala perdarahan postpartum sekunder (retensio sisa plasenta), rencana tindakan antara lain kuretae untuk mengatasi perdarahan dan pemberian uterotonika (metergin 10 iu) untuk memperbaiki kontraksi uterus.
Jika pasien syok awal :
  • Periksa tanda-tanda vital, yakni jalan nafas bebas, pasang infus dengan cairan isotonik (NaCl 0,9 % / RL) 20 tetes per menit. 
  • Lakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin. 
  • Menjaga badan pasien tetap hangat. 
Mengatasi perdarahan dan mencegah infeksi : 
  • Lakukan plasenta digital / eksplorasi secara aseptik, jika tidak bisa dilalui oleh jari maka dilakukan dilatasi dan kuretase. 
  • Pemberian antibiotik ampisillin 1 gr intravena dan metronidazol 3x1 dan rencana tindakan berdasarkan atas kolaborasi dengan dokter OBSGYN. 
  • Trranfusi darah bila Hb < 8 gr% dan beri sulfas ferosis 60 mg/hari 
6 Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan 
Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur pelayanan kebidanan. Dalam melaksanakan tindakan bidan dapat melakukan secara mandiri untuk kasus di batas kewenangannya. Dalam kasus retensio sisa plasenta disesuaikan penatalaksanaan kasusnya seperti : 
a. Diagnosa kebidanan “ Ny.X P...A...Ah... X tahun postpartum hari ke 7 dengan perdarahan postpartum sekunder (retensio sisa plasenta) rencana yang diberikan yaitu : 
  1. Melakukan observasi KU ibu dan vital sign 
  2. Melakukan observasi kontraksi uterus 
  3. Melakukan masase uterus 
  4. Memberi penjelasan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan 
  5. Melakukan kolaborasi dengan dokter OBSGYN
  6. Melakukan persiapan kuretase 7) Melakukan Kuretase 
  7. Memberikan uterotonika metergin 10 iu 
b. Ibu postpartum hari ke 7 dengan perdarahan postpartum sekunder (retensio sisa plasenta) dengan rasa cemas, tindakan yang diberikan yaitu: 
  1. Memberi penjelasan kepada ibu tentang kondisi yang dialaminya. 
  2. Memberi penjelasan tentang tindakan yang telah dilakukan 
  3. Memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu agar tetap tenang 
c. Diagnosa potensial ibu postpartum dengan potensial terjadi syok, tindakan yang diberikan yaitu: 
  1. Melakukan observasi KU dan Vital Sign 
  2. Memberi cairan infus NaCl 0,9 % 20 tetes per menit dan tetap observasi tetes infus.
  3. Melakukan observasi perdarahan 
  4. Mengusahakan ibu tetap dalam keadaan sadar 
  5. Melakukan pemeriksaan HB 
d. Ibu postpartum dengan potensial terjadi infeksi, tindakan yang diberikan yaitu : 
  1. Melakukan observasi tanda-tanda infeksi (suhu dan bau perdarahan) 
  2. Memberi antibiotik ampisillin 1 gr intravena dan metronidazol per oral 
  3. Memotivasi ibu untuk menjaga kebersihan 
7 Langkah VII : Evaluasi 
Bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan didalam penatalaksanaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemajuan hasil dari tindakan yang sudah dilakukan, keluhan dari pasien dan observasi tenaga kesehatan. Evaluasi dari kasus ini yaitu : 
  • Pasien sudah tidak pucat b. Kesadaran Compos Menthis 
  • Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu stabil 
  • Perdarahan berkurang, serta perdarahan tidak berbau busuk 
  • Tinggi fundus uteri sesuai dengan ukuran normal pada hari ke 7 postpartum di pertengahan pusat simfisis f. Kontraksi uterus baik 
  • Rasa cemas ibu berkurang Didalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah Varney,sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian (Varney, 2004) yaitu : 
S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. 
O (Obyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment. 
A (Asessment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interprestasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi. 
  • Diagnosa / masalah 
  • Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial 
  • Tindakan segera oleh bidan / dokter, konsultasi /kolaborasi serta rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney 
P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari perencanaan, berdasarkan assessment

Lingkungan Sehat

Pengertian Lingkungan Sehat

Pengertian lingkungan sehat adalah lingkungan yang mendukung terciptanya individu warga yang sehat serta masyarakat yang sehat.
Dalam kalimat lain, pengertian lingkungan sehat adalah lingkungan yang terhindar dari hal – hal yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Juga terhindar dari binatang – binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal – hal lain. Untuk mendapatkan dan menerapkan pengertian lingkungan sehat, ada banyak aspek yang harus dipenuhi dan selalu diperhatikan.
1. Ketersediaan air minum yang bersih
Tidak bisa dipungkiri bahwa minum adalah kebutuhan paling pokok bagi kita. Banyak cara dilakukan untuk mendapatkannya sekalipun harus ditebus dengan berbagai cara.
Namun bukan sembarang air yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan. Air yang diminum harus dipastikan terhindar dari hal – hal yang menyebabkan penyakit. Air kotor, air terkontaminasi limbah, air tercampur zat kimia atau pewarna, air yang tidak dimasak adalah contoh-contoh air yang tidak layak untuk diminum karena dapat menjadi sebab timbulnya penyakit.
2. Makanan dan minuman yang menyehatkan
Salah satu faktor lingkungan sehat yang mendukung kesehatan individu adalah ketersediaan makanan dan minuman yang menyehatkan.
Pastikan makanan dan minuman yang kita konsumsi bersama keluarga penuh nutrisi dan terhindar dari penyebab penyakit. Tidak perlu mewah yang penting bersih dan steril. Jangan jajan sembarangan di pinggir jalan. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang sudah basi atau sudah kedaluwarsa. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang tubuh kita tak bisa menerima karena alergi atau lainnya.
3. Pengelolaan air buangan
Sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan air. Tidak hanya untuk minum, air juga kita gunakan untuk kebutuhan mandi, cuci muka, cuci tangan, bersih – bersih setelah buang hajat, mencuci peralatan dapur, mencuci pakaian, mencuci kendaraan, menyiram tanaman. Selain itu ada lagi air yang tidak kita sediakan di rumah tapi, selalu ada bila musim hujan datang yaitu air hujan yang menyirami rumah kita.
Adanya berbagai aktifitas di atas yang tidak lepas dari air mengharuskan kita memikirkan kemana air itu akan terbuang. Jika air buangan ini dibiarkan menggenang di sekitar rumah, tentu sangat tidak bagus. Selain mengganggu pemandangan, aroma tak sedap dari air buangan juga menjadi polusi tersendiri. Belum lagi nanti menjadi sarang nyamuk dan penyakit.
Usahakan air buangan ini dialirkan ke tempat yang semestinya agar tidak menimbulkan berbagai gangguan.
4. Pembuangan sampah padat
Sampah padat meliputi dua jenis sampah yaitu sampah organik dan non organik.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam seperti sayuran, dedaunan, buah-buahan, sisa makan atau sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran hewan, bangkai binatang dan sebagainya. Sampah organik, baik diolah atau tidak akan terurai dan kembali ke alam karena sampah ini bisa membusuk.
Sampah non organik adalah sampah yang tidak bisa atau tidak mudah membusuk seperti plastik, kaleng, kayu, batu dan sebagainya.
Karena perbedaan sifat antara keduanya, maka pengelolaan dan pembuangannya pun berbeda. Sampah organik langsung bisa ditanam di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Untuk sampah non organik, jangan ditaman begitu saja dalam tanah. Lebih baik dikumpulkan dalam wadah tersendiri, kemudian dijual kalau memungkinkan. Kalau sudah tak punya nilai jual, lebih baik dibakar sehingga yang tinggal hanyalah sisa-sisa pembakaran, bukan sampah yang menumpuk.
5. Mengendalikan vektor atau serangga pengganggu
Vektor adalah istilah untuk serangga pengganggu atau serangga penular penyakit. Ada banyak serangga yang dapat ditemukan di dalam rumah dan di luar rumah kita seperti semut, lalat, nyamuk, kecoa, laba-laba dan sebagainya. Kebanyakan dari mereka adalah penggangu bahkan membawa bibit penyakit. Karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian. Jangan biarkan sisa – sisa makanan bertebaran karena dapat mengundang semut – semut berdatangan. Jangan biarkan air menggenang dalam waktu lama karena bisa jadi sarang nyamuk. Jangan lupa bersihkan sudut – sudut ruangan agar tak dibangun sarang laba-laba.
6. Hindarkan pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Tak urung jika manusia makan dan minum, maka ada sisa olahan dalam tubuh yang harus dikeluarkan yang disebut ekskreta. Ekskreta ini biasanya berupa feses dan urine. Ekskreta manusia harus diatur sedemikian rupa pembuangannya agar tidak menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air tanah maupun udara.
7. Ketersediaan fasilitas MCK yang layak
Kebutuhan mandi, cuci dan buang air adalah suatu keharusan bagi manusia. Dalam suatu lingkungan sehat, ketersediaan fasilitas yang layak untuk ketiga hal tersebut merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. Sekalipun tidak tiap rumah memiliki fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus atau MCK, adanya MCK umum bagi warga dirasa sudah cukup, apalagi jika masing – masing warga memiliki fasilitas MCK di rumahnya, tentu saja lebih baik.
Fasilitas MCK yang layak meliputi bangunan yang layak dan tertutup, ada air jernih yang selalu berganti baik itu berupa kran atau berupa bak, serta pembuangan yang baik.
8 Menghindari pencemaran udara
Lingkungan sehat dan bersih selalu ditandai dengan kualitas udara yang ada. Jika udara penuh polusi, itu menandakan bahwa kondisi lingkungan tidak sehat. Kondisi udara rentan menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pernafasan seperti influenza, bronkitis, ispa, paru – paru dan sebagainya.
Hindarkan juga lingkungan kita dari asap rokok karena barang yang satu ini sudah terkenal sebagai penyebab berbagai macam penyakit. Terlebih jika asap rokok terhirup oleh anak-anak dan balita.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kualitas udara adalah menjaga agar lingkungan kita tetap hijau oleh pepohonan dan tanaman. Biarkan mereka tumbuh rimbun dan mengayomi. Jangan hanya karena ada pembangunan semua pepohonan dibabat hingga habis tanpa ada penanaman baru.
9. Hindarkan lingkungan dari kebisingan
Bagaimanapun asri dan sejuknya lingkungan, kalau masih sering terdengar suara bising bahkan memekakkan membuat lingkungan tidak lagi dikatakan lingkungan sehat. Warga menjadi tidak nyaman dan tidak bisa konsentrasi menjalani aktifitas sehari – hari. Upayakan tidak ada kesempatan buat hal – hal yang menimbulkan kebisingan seperti membuat polisi tidur di jalanan agar tidak dibuat kebut – kebutan pengendara motor.
Itulah pengertian lingkungan sehat serta beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dipenuhi. Bagaimanapun yang namanya lingkungan sehat tidak terbentuk dengan sendirinya, harus ada upaya dari warga sendiri untuk menjadikan lingkungannya menjadi lingkungan yang sehat.
Semoga bermanfaat !